Senin, 29 Oktober 2012

Emping Melinjo Wonogiri



Salah satu hasil unggulan Kabupaten Wonogiri yang selama ini sudah dikenal masyarakat adalah emping melinjo. Kecamatan Jatisrono merupakan penghasil emping yang produktif, makanan ringan yang dibuat secara tradisional. Salah satu desa yang sebagian besar warganya menggeluti usaha pembuatan emping adalah Rejosari. Denyut nadi aktivitas di desa itu sejak pagi hari sudah mulai terlihat dengan orang-orang yang menjemur makanan tersebut.
membuat emping melinjo 
''Beginilah kesibukan warga, tiada hari tanpa emping. Karena, memang sudah menjadi trade mark sentra pembuatan makanan ini,''ujar Ny Sularti, salah seorang perajin. Dia menjelaskan, emping merupakan makanan ringan yang pembuatannya sangat sederhana. ''Dikatakan sederhana karena untuk membuatnya tidak perlu harus dengan alat-alat canggih. Dalam prosesnya mengandalkan alat-alat tradisional.''Untuk membuatnya, kali pertama yang dilakukan adalah mengupas kulit buah. Setelah terkelupas, kemudian biji dijemur hingga kering. Setelah itu disangan sampai masak betul, agar isi (dagingnya) empuk.Proses selanjutnya, kulit keras dari bijih itu dikelupas sehingga tinggal isinya. ''Barulah proses pembutan emping dengan cara, satu persatu isi itu diletakkan di batu kemudian ditumbuk dengan palu besi. Setelah pipih diambil kemudian dijemur,'' ujarnya.

Di pasaran emping ada bermacam-macam jenis. Hal itu tergantung dari banyaknya isi yang digunakan dalam pembuatan. Untuk jenis super dibutuhkan dua biji, ukuran LB (tutup stoples) (5-6), tanggung (16). ''Sementara itu untuk emping jenis eblek dibutuhkan 30-35 biji. Sedangkan kalau LB/yang bertumpuk-tumpuk kami biasa membuat dengan biji 5-6 buah. Perbandingan untuk membuat emping adalah 2:1.
Yang menjadi kendala sekarang ini adalah masalah kelangkaan bahan baku. Meskipun disini banyak dijumpai tanaman melinjo, namun produktivitasnya kurang. Karena itu harus didatangkan dari Serang, Banten, Yogyakarta, bahkan sampai Lampung.