SAMPAI saat ini, sebagian besar produsen emping di
Indonesia melakukan pekerjaannya secara manual. Peranti yang dipakai pun masih
sederhana, seperti lempengan batu, palu, wajan tanah, dan plastik sebagai alas
pengering. Tentu saja pekerjaan ini menjadi amat melelahkan dan tidak efisien, karena
membutuhkan energi dan waktu cukup besar.
Pengerjaannya pun harus melalui tahapan-tahapan yang rumit, mulai dari mengupas kulit luar, menggoreng (sangrai), mengupas kulit dalam, menggedog, menyisir, dan mengeringkan. Perajin rata-rata hanya mampu memproduksi 3-5 kg emping per hari. Tidak heran jika permintaan melonjak, biasanya menjelang lebaran, mereka harus bekerja siang-malam.
Saat ini sudah ada alat mekanik mesin emping melinjo yang dapat meringankan tenaga perajin emping, yang diperkenalkan PT Bahagia Jaya Bogor. Selain dapat menghemat tenaga, mesin ini juga hemat energi serta mampu meningkatkan produktivitas perajin.
Mesin ini berfungsi sebagai pengepres dan pemipih biji melinjo yang sebelumnya telah disangrai setengah matang. Dengan alat ini, Anda dapat memipihkan daging melinjo hingga diperoleh emping dengan kapasitas minimum 6 kg/jam, dengan kualitas yang tak kalah dibandingkan cara tradisional.
Mesin ini dilengkapi dengan penggiling yang menghancurkan daging melinjo menjadi adonan. Hasil penggilingan dilanjutkan dengan proses pengerolan. Pada proses pengerolan, melinjo dipipihkan dengan jalan dirol memakai dua pasang rol, sehingga didapatkan lembaran emping selebar 40 mm dan setebal 1 mm.
Lembaran emping yang sudah jadi itu bisa dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, lantas diangin-anginkan sampai kering. Pengeringan harus benar-benar maksimal, agar emping tidak ditumbuhi jamur.